Kamis, 02 Juli 2015

Khotbah Lukas 19:1-10

 Dalam pembacaan kita pada ayat 1 menjelaskan bahwa Yesus masuk ke kota Yerikho hanya untuk melintasi. Tidak ada keinginan untuk singgah dan menetap di Yerikho. Perjalanan ini tampknya disengajakan karena tujuan Yesus yang utama di sini adalah menyelamatkan yang hilang. Kota Yerikho pada saat itu adalah pusat perpajakan terbesar di Palestina dan terdapat banyak pemungut cukai di dalamnya, yaitu orang-orang yang pada umumnya dianggap berdosa karena menagih pajak lebih dari yang ditentukan. Ayat 2 menyebutkan siapakah Zakheus itu, yaitu seorang kepala pemungut cukai yang kaya. Dalam bahasa Ibrani, namanya adalah Zakkai, yang berarti orang bersih atau orang suci. Suatu nama yang bagus, namun tidak disetujui oleh orang-orang pada saat itu jika nama ini dikenakan kepada kepala pemungut cukai yang dibenci oleh orang-orang, terutama orang Yahudi. Pemungut cukai adalah jabatan yang sangat dibenci oleh orang Yahudi karena: (1) Pemungut cukai dianggap sebagai penghianat bangsa Yahudi karena bekerja sama dengan penjajah, yaitu Romawi. (2) Pemungut cukai biasanya adalah penipu karena menagih pajak lebih dari yang seharusnya. Dan posisi Zakheus pada saat itu ialah kepala pemungut cukai alias bos, sehingga ia semakin dibenci dengan kekayaannya. Akibat kebencian orang banyak, pemungut cukai biasanya dicaci maki, dikucilkan, tidak dipandang, dan dianggap najis oleh kebanyakan orang. Hal ini membuat kemungkinan terjadinya keterasingan dan kesepian dalam hidup Zakheus.
Saudara, pada saat itu Zakheus mendengar bahwa Yesus, tokoh yang  terkenal itu dengan banyak mujizat-Nya (Luk 18:35-43 = Penyembuhan orang buta dekat Yerikho) akan datang ke kotanya. Hal ini membuat Zakheus penasaran dan ingin sekali melihat Yesus. Namun masalahnya (ayat 3), ia terlalu pendek, dan kalau pun ia berusaha untuk memaksa melihat, ia pasti ditolak oleh banyak orang yang memang sudah membencinya. Namun ia tetap berusaha keras dengan berlari mendahului orang banyak, kemudian memanjat pohon di tempat yang akan dilalui Yesus. Bayangkan seorang bos, yang biasanya duduk menerima hasil pajakan, ia juga seorang kaya, rela dan berusaha keras memanjat pohon. Terlihat jelas bahwa sangat besar keinginannya untuk melihat Yesus. Pada saat Yesus melintas, Ia melihat Zakheus dan menegurnya, lebih dari itu di ayat 5 Yesus katakan: Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku  harus menumpang di rumahmu. Saudara, kalimat ini bukan hanya sekedar kalimat yang menyatakan bahwa Yesus bisa bergaul dengan orang berdosa. Tetapi lebih dari itu, Ia memberitahukan kepada orang banyak tentang tujuan kedatanganNya (menyelamatkan yang hilang) daaaaan secara langsung, kalimat ini menjawab rasa keterasingan, rasa kesepian di dalam jiwa Zakheus. Zakheus pastinya bergembira karena ada orang yang mau bergaul dengannya, apalagi Ia adalah tokoh terkenal, lebih dari itu lagi, Yesus hendak menumpang di rumahnya. Biasanya jika orang hendak menumpang di rumah orang lain, pertanyaannya pasti seperti ini: bolehkah saya menumpang di rumahmu? Tetapi Yesus langsung mengatakan Ia harus menumpang di rumah Zakheus. Sungguh suatu sukacita besar bagi Zakheus, sekaligus keheranan dan pertanyaan yang timbul dalam pikiran orang banyak. Bagi orang Yahudi, ini jelas merupakan suatu pelanggaran besar, karena Zakheus adalah orang berdosa dan tidak layak. Hal ini ditunjukkan oleh sikap  banyak orang yang bersungut-sungut dan mencela tindakan Yesus.
Saudara, Lukas meringkas kisah ini dari perjumpaan Yesus dan Zakheus di pinggir jalan kemudian tiba-tiba, berada pada latar yang berbeda, yaitu rumah Zakheus. Dapat dilihat dari reaksi Zakheus pada ayat 8, yang tiba-tiba berdiri dan mengaku kesalahan atau dosanya, kemudian membuat keputusan atau komitmen untuk berubah, dari yang biasanya hanya menerima hasil pajak menjadi subjek yang memberikan dari kekayaannya. Tidak dijelaskan hal apa yang menyebabkan Zakheus tiba-tiba berdiri dan merubah sikapnya secara total. Namun kemungkinan terbesar dari cerita yang diringkas ini adalah, ketika Yesus datang ke rumah Zakheus untuk makan, di sana Ia pasti berbicara dan mengajarkan banyak hal yang kepada Zakheus. Karena perubahan sikap hidup oleh Zakheus, ia dan anggota keluarganya (seisi rumah) menerima keselamatan langsung oleh Yesus sendiri. Ia berhak disebut sebagai anak Abraham karena ia telah menerima keselamatan.
Perjumpaan Yesus dan Zakheus benar-benar memberikan dampak besar dalam kehidupan Zakheus. Bayangkan jika tidak ada inisatif Allah untuk datang menemui Zakheus orang yang berdosa dan tidak dianggap di masyarakat; hal ini dilengkapi dengan perubahan sikap yang tulus dan total oleh Zakheus. Dengan ini karya keselamatan Allah dapat terjadi dan menjangkau orang yang hilang.
Saudara, Allah telah menunjukkan inisatif-Nya kepada kita melalui karya-Nya di kayu salib. Dengan pengorbanan yang telah Ia lakukan, kita semua diselamatkan oleh dosa-dosa kita. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kita selalu diguncang oleh berbagai macam tantangan yang menjauhkan kita dari Allah dengan tindakan kita yang sering iri hati, benci, tidak memperdulikan lagi sesama kita, apalagi orang-orang di luar. Iman kita digoyahkan oleh perubahan zaman. Tantangan materialisme dan hedonisme yang membuat kita semakin nyaman hidup dengan materi dan menikmatinya. Sikap individual pun semakin kuat. Tidak membutuhkan orang lain karena sudah memiliki segalanya di dalam hidup. Ini realita yang terjadi sekarang.
Saudara, apa yang firman Tuhan kepada kita melalui pembacaan tadi:
Karena kita telah dianugerahkan keselamatan oleh inisiatif Allah, hal ini yang akan kita peringati dalam hari raya paskah, kita dituntut untuk merubah sikap kita yang tidak benar di hadapan Tuhan. Ini adalah tanggung jawab seumur hidup untuk terus berada dalam karya keselamatan Allah.
Oleh anugerah keselamatan Allah itu, kita diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain. Karena kita adalah anak-anak iman dari Abraham yang turut menerima janji berkat dari Allah. Saling memberikan atau berbagi dari apa yang kita miliki sehingga berkat Tuhan terus mengalir bagi semua orang.

Dengan demikian kita semakin memperlengkapi hidup kita dalam menanti kedatangan Kristus terkhususnya dalam minggu-minggu sengsara ini untuk mengenang dan memaknai kematian Yesus di kayu salib. Selamat mempersiapkan diri menyambut hari raya paskah dan selamat berkarya bagi Tuhan dan bagi sesama. Tuhan memberkati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar