Senin, 28 September 2015

Khotbah MATIUS 7:12-14

MATIUS 7:12-14
Saudara/I yang terkasih dalam Kristus, dalam hidup, kita sering diperhadapkan dengan pilihan. Ada pilihan dalam hal kecil seperti memilih makanan yang akan kita makan, bahkan sampai kepada pilihan yang akan menentukan masa depan kita, seperti memilih pekerjaan. Dalam pembacaan kita, jika kita lihat, sepertinya pembacaan kita juga berbicara mengenai pillihan hidup. Yesus menyampaikan pengajarannya pada pasal yang ke 7 ini dengan memberi 2 pilihan yang kontras, seperti jalan (7:12-14); pohon (7:15-20); dan Dasar Bangunan (7:24-27). Namun, sadar atau tidak, sebenarnya bacaan kita bukan berbicara mengenai pilihan, sebab Allah begitu mengasihi kita sehingga, ia memberikan petunjuk untuk kehidupan kita. Mari kita lihat petunjuk kehidupan tersebut dalam pembacaan kita.
Pada ayat 12 Yesus menekankan tentang hubungan di antara sesama manusia. Bagi Yesus hidup bersama orang lain itu penting, sebab hidup dan kehidupan itu Tuhan yang ciptakan. Jika murid-murid mau hidup damai, tentram dan sukacita, maka dalam hubungan dengan orang lain mereka harus saling menghargai dan menerima satu sama lain. Ini adalah prinsip keseimbangan hidup yang Yesus ajarkan. Ajaran ini juga ada pada bangsa-bangsa lain dan juga pada orang-orang di sekitar kita, tetapi biasanya berbunyi: “jangan lakukan apa yang kamu tidak ingin orang lain lakukan kepadamu”. Bunyi kalimat ini negative. Sedangkan yang Yesus katakan adalah lebih dalam lagi dalam bentuk kalimat positif dan motivasi untuk bertindak terlebih dahulu: “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya rang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”. Ini berarti kita yang harus bertindak lebih dahulu untuk mengasihi sehingga kita juga dikasihi.
Pada ayat 13 dan 14, Yesus menggambarkan jalan kehidupan bagaikan 2 pintu dan jalannya yang lebar dan ada yang sempit. Pintu yang lebar dan jalan yang luas adalah gambaran dari kesenangan dunia yang sangat digemari oleh banyak orang sehingga pintu dan jalan itu sering dilalui oleh manusia. Pintu dan jalan itu seperti hidup yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain, hidup hanya mau menerima pertolongan tetapi susah untuk memberi pertolongan. Setiap orang pasti ingin kebahagiaan dan tidak ingin mendapat kesusahan. Yesus pun mengetahui dan memahami kelemahan manusia dalam hal ini. Karena itu Ia tidak memberikan pilihan kepada kita, melainkan perintah. Perintah agar kita tidak menyimpang dari kebenaran dan tetap hidup dalam jalan-Nya. Perintah tersebut ada pada kata pertama di ayat 13: “masuklah”. Yesus tidak menyuruh kita memilih, tapi Tuhan MENYURUH kita masuk pintu sempit. Sebab bila kita disuruh untuk memilih, kita pasti akan memiih jalan keinginan daging, jalan yang luas dengan pintu yang lebar. Ini bukti bahwa dosa itu sangat dekat juga dengan kita. Sekali kita tidak berhati-hati dan menahan godaan, kita akan memilih dosa dengan pintunya yang terbuka lebar untuk kita. Sudah pasti kita tidak akan selamat. Namun karena Yesus mengasihi kita, perintah-Nya adalah menyuruh kita mengikuti jalan-Nya, yang meskipun sesak dengan pintu yang sempit. Ini adalah rumus dari kehidupan, seperti pepatah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit- sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
            Saudara/I, Firman Tuhan bagi kita pada hari ini ada dua hal, yaitu:
1.      Kita wajib hidup rukun dan damai dengan sesama kita karena setiap orang yang hidup bersama dengan kita adalah ciptaan Allah yang juga dikasihi Allah. Manusia ciptaan Allah adalah makhluk sosial, yang diciptakan tidak untuk hidup sendiri tetapi untuk hidup bersama orang lain di sekitar kita. Demi kedamaian dalam kebersamaan itu, lakukanlah hal-hal yang baik (kasih) kepada sesama kita. 
2.      Hidup bersama Allah di dunia ini tidaklah mudah. Banyak tantangan dan kesulitan yang akan dialami dan dihadapi termasuk di dalamnya penyangkalan diri. Yesus sudah pernah berkata bahwa barangsiapa ingin mengikut Dia, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan kemudian mengikut Yesus. Pintu masuk yang menuju hidup kekal itu benar-benar sempit dan jalan yang harus dilalui penuh dengan kesukaran. Godaan, hambatan, ancaaman dan lain-lain pasti akan dihadapi dan dialami oleh setiap orang yang percaya kepada Kristus. Sebagai contoh: Karena iman kepada Kristus, banyak dari kita sering mangalami ketidakadilan (baik di rumah, tempat kerja dan di masyarakat).
Namun kita harus mampu berjalan di jalan yang sempit tadi dengan menghadirkan Yesus bersama-sama dengan kita. Yesus berkata: Sedikit orang yang mendapati jalan sempit itu. Itu berarti bahwa jalan tersebut menuntut kesungguhan hati dalam hal percaya kepada Allah. Tidak boleh menyerah dalam menghadapi tantangan hidup, karena ada sesuatu yang akan kita dapat dibalik semuanya itu, yaitu kehidupan yang kekal bersama Allah.
Roh Kudus kiranya memampukan kita dalam melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita setiap hari. Amin.